Senin, 04 Februari 2013

HALOALKANA



 Haloalkana adalah senyawa turunan alkana di mana salah satu atom H diganti dengan atom halogen (F, Cl, Br, I).
Tata nama haloalkana menurut IUPAC :
  1. Rantai induk merupakan rantai terpanjang yang mengikat atom halogen.
  2.  Penomoran dimulai dari ujung di mana atom halogen mendapatkan nomor terkecil.
  3.  Nama depan adalah nama halogen dan nama belakang adalah nama alkananya.
  4.   Jika lebih dari satu atom halogen sejenis maka nama depan nama halogen diberi awalan di, tri, tetra, dan seterusnya.
  5.   Jika terdapat lebih dari satu jenis halogen, penomoran didasarkan atas tingkat keaktifannya (F, Cl, Br, I) dengan penulisan nama berdasarkan urutan abjad.
Contoh :
CH3-CHCl-CH2-CH2 ( 2-klorobutana)

Disamping alkil halide yang hanya mengandung satu atom halogen, kita juga mengenal turunan-turunan alkana yang mengandung atom halogen lebih dari sebuah.
CH2Cl2                                     metilen klorida (dikloro metana)
CH2Br – CH2Br                       etilen bromide (1,2- dibromo etana)
CHCl3                                      kloroform  (trikloro metana)
CHI3                                        iodoform (triiodo metana)
CCl4                                         karbon tetra klorida (tetrakloro metana)
CCl2F2                                     freon (diklorodfluoro metana)
CF2=CF2                                 tetrafluoro etena

Sifat-sifat haloalkana:
1). Sifat Fisika
1.        Memiliki titik didih lebih tinggi daripada alkana asalnya. Makin panjang rantai karbon makin tinggi titik didihnya.
  1. Pada suhu kamar haloalkana rantai pendek berwujud gas, sedang haloalkana rantai panjang berwujud cair sampai padat.
  2. Sukar larut dalam air
2). Sifat Kimia
  1. Dapat disubstitusi dengan suatu basa kuat.
  2. Dapat mengalami reaksi eliminasi membetuk alkena.
  3. Jika direaksikan dengan logam Na menghasilkan alkana dengan perpanjangan  rantai atom karbon dua kali semula (Sintesis Wurtz).
Atom-atom halogen pada alkil halide mudah disubstitusi atau eliminasi untuk menghasilkan senyawa-senyawa karbon lainnya. Dengan demikian, senyawa-senyawa alkil halide merupakan “jembatan” untuk mengubah bahan baku alkana (hidrokarbon) menjadi berbagai golongan senyawa organik.



c.       Kegunaan Haloalkana
1)       Kloroform (CH3CI3) : wujud cair, berbau, mudah menguap, mudah terbakar dan membius, sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam alkohol atau eter. Sering digunakan sebagai obat bius, tapi karena dapat merusak fungsi hati, maka diganti dengan halotan, 2-bromo-1,1,1-trifluoro-2-kloro etana.
2)       Iodoform (CHI3) : pada suhu kamar berwujud padat berwarna kuning, dapat melumpuhkan syaraf, biasanya digunakan sebagai zat antiseptik.
3)       Tetraklorometana (CCl4) : wujud cair, merupakan pelarut lemak/minyak sehingga banyak pada pencucian kering “dry cleaning”, selain itu digunakan sebagai bahan pemadam kebakaran.
4)       Freon (CCl2F2) : gas tidak berbau, tidak dapat terbakar dan tidak beracun. Biasanya dipakai sebagai pendingin (refrigerant) pada lemari es dan AC dan pengisi obat semprot (spray). Freon dapat mengikat ozon mengakibatkan lapisan ozon semakin menipis.
5)       TEL, sebagai senyawa anti knocking dan meningkatkan angka oktan bensin. Namun penggunaannya di negara maju sudah dilarang karena dapat mengakibatkan lapisan timbal tipis yang berbahaya bagi kesehatan.
                                           
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar