Jumat, 08 Februari 2013

ALKOHOL dan ETER



Alkohol (alkanol) merupakan senyawa turunan alkana yang memiliki gugus fungsi –OH (hidroksi) dengan rumus umum R – OH. Rumus molekul CnH2n+2O
Contoh :
CH3OH            metanol atau metil alkohol
C2H5OH           etanol atau etil alkohol
CH3CH2CH2OH           1-propanol atau propil alkohol
CH3CH2CH2CH2OH     1-butanol atau butil alkohol

Berdasarkan letak gugus OH, alkohol dapat dibedakan atas :
1.       Alkohol primer adalah alkohol yang gugus OH nya terikat pada atom C primer.
Contoh :
 CH3CH2CH2CH2-OH     1-butanol atau butil alkohol
2.       Alkohol sekunder adalah alkohol yang gugus OH nya terikat pada atom C sekunder.
Contoh :
2-butanol
3.       Alkohol tersier adalah alkohol yang gugus OH nya terikat pada atom C tersier.
Contoh :
2-metil-2-propanol

Sifat fisik alkohol
1.       Pada suhu kamar, alkohol dengan atom C1 sampai C4 berwujud gas atau cair, C5 sampai C9 cairan kental dan C10 ke atas berwujud padat.
2.       Memiliki titik didih yang tinggi karena adanya ikatan hidrogen.
3.       Bersifat polar karena memiliki gugus OH
4.       Mengandung zat yang memabukkan atau beracun.
 
Sifat kimia alkohol
1.       Alkohol dapat bereaksi dengan logam natrium menghasilkan gas hidrogen dan natrium alkanolat.
       C2H5OH  +  Na (s) -------------> C2H5ONa   +      H2  
 
2.       Alkohol dapat mengalami reaksi oksidasi dengan kalium bikromat.
a.       Alkohol primer menghasilkan aldehid. Aldehid dioksidasi lanjut menjadi asam karboksilat.
b.       Alkohol sekunder menghasilkan keton.
c.        Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
 
3.           Dapat mengalami reaksi substitusi dengan, HX, PX3, dan PX5
            C2H5OH  +  HCl (aq) -------------> C2H5Cl   +      H2O        
 3C2H5OH  +  PCl5  -------------> 3C2H5Cl   +      POCl2    +   HCl
 3C2H5OH  +  PCl3  -------------> 3C2H5Cl   +      H3PO4   

4.           Alkohol mengalami dehidrasi dengan asam sulfat pekat pada suhu 130 dihasilkan eter dan pada suhu 180 dihasilkan alkena.
5.           Dengan asam karboksilat mengalami reaksi esterifikasi membentuk ester dan air.

 
Kegunaan alkohol
1.       Metanol, suatu cairan tak berwarna, bau seperti alkohol, mudah menguap, mudah terbakar dan sangat beracun. Dalam industri dibuat dari reaksi gas CO dan gas hidrogen dengan katalis ZnO dan Cr2O7.

Reaksi :           CO (g)  +  2H2 (g) -------->  CH3OH (g)

Metanol digunakan sebagai pelarut dalam pembuatan fernis dan pembersih karat pada logam-logam. Juga sebagai zat anti beku pada otomobil karena titik didihnya rendah. Campuran metanol dan etanol ditambah zat warna biru dikenal dengan spiritus sebagai bahan bakar.
2.       Etanol, dikenal dengan alkohol berupa cairan bening, mudah menguap, berbau khas dan mudah terbakar. Etanol dapat dibuat dari reaksi fermentasi karbohidrat dengan ragi yang mengandung enzim diastase, maltase dan zimase.
Selain digunakan dalam pembuatan minuman keras, juga untuk berbagai barang industri seperti zat warna, rayon, parfum essensi buatan dan sebagainya. Juga sebagai pelarut dan obat antiseptik pada luka (alkohol 70%).
3.       Glikol, berupa zat cair kental, tak berwarna, manis rasanya,  mudah larut dalam air dan memiliki titik didih tinggi dan titik beku rendah. Glikol digunakan untuk bahan serat sintetis (dacron), pelarut dan pelembut. Selain itu juga digunakan untuk menurunkan titik beku air. Glikol dibuat dari oksidasi etena dengan katalis perak.
        Gliserol atau gliserin, berupa zat cair kental, tak berwarna, rasanya manis dan larut dalam air. Gliserol digunakan sebagai pelarut obat-obatan dan kosmetik seperti obat batuk dan body lotion. Selain itu juga sebagai bahan pembuatan bahan peledak (dinamit) yang mengandung gliseril trinitrat.

ETER
Eter atau alkoksi alkana memiliki gugus fungsi – O –  dengan rumus umum R– O –R’. Rumus molekul  CnH2n+2O. Eter   merupakan zat cair tak berwarna, mudah menguap dan mudah terbakar. Eter dapat dibuat dari dehidrasi alkohol menggunakan asam sulfat.
CONTOH:
dietil eter atau etoksi etana

2-metoksi butana

3-etoksi-5-metil heksana
 
Sifat fisika eter
1)    Pada suhu kamar berwujud gas, pada suhu lebih tinggi berwujud cair yang mudah menguap.
2)    Titik didih eter jauh lebih rendah dibanding alkohol.
3)    Sukar larut dalam air karena kepolaran sangat rendah.

Sifat kimia eter
1.       Mudah terbakar menghasilkan gas CO2 dan H2O
2.       Tidak bereaksi dengan logam natrium.
3.       Dapat bereaksi dengan PCl5
  4. Dapat bereaksi dengan asam halida (HX)
 
Alkohol dan eter berisomer fungsi dengan rumus umum :  CnH(2n + 2)O.
Kegunaan eter
1)       Dietil eter atau biasa disebut eter, merupakan cairan tak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar dengan titik didih 34,5. Eter ini biasa digunakan sebagai pelarut organik dan sebagai obat bius.
2)       MTBE (metil tersier butil eter) untuk meningkatkan bilangan oktan bensin sebagai pengganti TEL.
MTBE


Tidak ada komentar:

Posting Komentar