Senin, 14 Mei 2012

"Sekilas Tentang banjarsari Kampung Halamanku"

Banjarsari merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan ini populer dengan sebutan 'Kota Nyari" yaitu nyaman, asri, rindang, dan indah. Sebagai bukti keberadaannya, didirikanlah sebuah SDN Kotanyari.

Pusat kecamatan berada di Desa Banjarsari. Dikompleks tersebut terdapat kantor kecamatan Banjarsari, kantor pos, puskesmas, taman bungan atau alun-alun, dan lapangan upacara yang biasa dipakai untuk tempat peringatan proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia. Disekitar wilayah tersebut juga terdapat sebuah pusat perbelanjaan yang cukup modern.



Pasar umum terletak di desa Cibadak yang berbatasan dengan pusat Kecamatan. Disana terdapat pula terminal bus dan perwakilan penyedia layanan transportasi untuk berbagai macam tujuan. Di desa yang sama terdapat pula kantor Kepolisian Sektor Banjarsari yang berseberangan langsung dengan BRI unit Cicapar. Sarana perekonomian yang ada selain BRI Unit Cicapar juga terdapat BRI Unit Sukasari, Banjarsari, dan Sindanghayu. BRI Unit Banjarsari merupakan BRI Unit yang dilengkapi dengan layanan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) on line 24 jam.

Kecamatan Banjarsari khususnya Ibukota Kecamatan Banjarsari dilewati oleh jalan kabupaten yang strategis, yaitu tepat berada di tengah-tengah pusat wilayah Kabupaten Ciamis dan relatif dekat dengan obyek wisata Pantai Pangandaran. Adapun jarak antar pusat Kabupaten Ciamis denganPangandaran lebih kurang 80 km, memerlukan waktu perjalanan bus umum kurang lebih dua jam, sedangkan dari Banjarsari dibutuhkan perjalanan kurang lebih 1 jam untuk mencapai Pangandaran.
Mata pencaharian masyarakat Kecamatan Banjarsari secara mayoritas adalah petani baik dengan mengelola sawah maupu kebun. Sehingga wilayah Kecamatan Banjarsari ini merupakan salah satu wilayah lumbung padi Kabupaten Ciamis selain wilayah sekitarnya seperti Kecamatan Padaherang. Komoditas beras yang dijual dari Banjarsari ini kemudian dijual ke pusat-pusat grosir beras di wilayah Jawa Barat maupun Jawa Tengah seperti Kota Bandung, Jakarta maupun ke Jawa Tengah seperti Surakarta dan sekitarnya.
Selain dari komoditas padi, Kecamatan Banjarsari dulu terkenal dengan makanan khas yang terkenal yaitu "galendo". Galendo ini adalah pakan khas berupa hasil residu air santan dalam pembuatan proses minyak kelapa dan biasanya bisa dijadikan pakan khas wilayah Ciamis Selatan yang disebut dengan "Dage". Makanan khas ini dapat ditemukan di wilayah Ciamis Selatan dan bisanya dsajikan pada saat-saat tertentu.
Selain sektor pertanian, sektor perdagangan juga relatif berkembang karena secara tidak langsung wilayah Kecamatan Banjarsari adalah sebagai hinterland dari Kota Banjar dan merupakan transit barang dan jasa dari dan menuju ke wilayah selatan yaitu Pangandaran dan sekitarnya. Hal ini terbukti dengan eksistensi pasar Banjarsari yang mampu mewadahi barang dan jasa dari dan ke wilayah perbatasan seperti Kecamatan Lakbok, Padaherang, dan Kalipucang, bahkan Pangandaran serta wilayah sekitarnya bahkan Provinsi Jawa Tengah seperti Kabupaten Banyumas dan sekitarnya. Akhir dekade 90-an, di Banjarsari telah berdiri pusat-pusat perbelanjaan untuk mewarnai perekonomian Kecamatan Banjarsari dengan lingkup pasar dari wilayah sekitarnya hingga ke wilayah Ciamis Selatan seperti Kecamatan Pangandaran.
Pada saat ini home industry yang sedang berkembang di Kecamatan Banjarsari berupa penganan kecil, atau cemilan menjadi salah satu industri yang memiliki daya tarik baru. Home industries ini terletak di Desa Cibadak, berupa pengembangan komoditas pisang pisang yang didehidrogenasi (sale goreng), kekewukan, cingir putri, kalatakan, kicimpring, keripik pisang, keripik singkong, dan lain-lain. Selain yang disebutkan eksplisit, bahan pokok mereka adalah terigu dan beras ketan.
Selain industri tersebut, di wilayah ini telah dikembangkan juga industri rumah tangga berupa nata de coco yang merupakan industri kecil pengolahan air kelapa yang merupakan salah satu komoditas andalan perkebunan di wilayah Ciamis Selatan. Lingkup pasar industri ini termasuk wilayah sekitarnya seperti KotaBanjar, Ciamis, Tasikmalaya hingga Bandung.
Dulu pernah ada sejenis buah unggulan dari sini, yakni rambutan Si Oray, bentuknya kecil, bergerombol banyak, buahnya mudah mengelupas, bulunya cenderung jarang, rasanya manis. Kini sangat sulit dan kurang populer, mungkin karena banyaknya komoditas buah lain yang lebih mengemuka. Potensi tanaman ekonomis adalah pohon Albasia, sementara bahan tambang adalah batu gambit yang selama ini dikenal untuk bahan semen, campuran pasta gigi hingga bahan berbagai industri, baik kertas, gelas, hinggga cat.
Mayoritas penduduk memilih Islam sebagai agama mereka, mesjid-mesjid ada di setiap kampung. Namun ada beberapa penduduk yang memeluk Kristen Protestan, biasanya mereka beretnis Tionghoa dan terpusat di pusat kecamatan. Dahulu terdapat gereja di ini, tetapi karena sedikit pemeluknya, peribadatan dipindahkan ke kota Banjar, sejauh 20 kilometer ke arah barat laut.
The last, terdapat Grup musik yang cukup terkenal di Indonesia yang berasal dari Banjarsari yaitu Merpati Band dengan lagu andalannya "Tak Selamanya Selingkuh itu Indah"


I love Banjarsari... I miss Banjarsari... Suatu saat aku ingin kembali lagi ke Banjarsari yang telah membesarkan aku... Miss U Banjarsari.. Muach... Muach...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar